Thursday, 2 May 2013

[Cerita] Bagi PKS Lovers, “Musuhnya Musuhku adalah Kawanku”

Cerita has posted a new item, 'Bagi PKS Lovers, "Musuhnya Musuhku adalah
Kawanku"'


Begitulah yang terjadi antara SBY Lovers dengan PKS Lovers di tulisan saya
sebelumnya, Melelahkan, Saya Berdebat di Dua Front Sekaligus dengan SBY Lover
dan PKS Lovers. Keduanya bahu membahu berusaha membantai saya, walau tetap saja
mereka gagal. Felix, SBY Lover yang ditugaskan di Kompasiana ini untuk
mengkaunter isu-isu yang berpotensi merugikannya, bersatu padu dan berjabat
tangan dengan PKS Lovers bernama Apit Mamad. Sebagaimana bisa dibaca di sini,
Mbak Felix dan kelompoknya SBY Lovers sangat getol membela pujaan hatinya.
Sementara Apit Mamad sangat banyak menyerang saya di tulisan saya di sini karena
saya menungungkapkan tewasnya beberapa PKS Lovers di Kompasiana, yaitu dengan
diblokirnya akun mereka.

Sebagaimana mungkin kita sudah sama-sama paham bahwa di tataran elit, antara PKS
dan Demokrat sering terjadi perang sengit, sekalipun mereka sebenarnya berada di
front yang sama, dalam satu wadah bernama Sekretaris Gabungan (Setgab).
Sekalipun PKS ada dalam satu wadah dengan SBY dan Partai Demokratnya, namun tak
jarang elit PKS membuat merah kuping SBY dan PD. Misalnya, hari ini, Anggota
Komisi VII DPR dari Fraksi PKS, Fahri Hamzah, mengatakan Bukan hanya melempar
bola panas ke DPR seperti yang dikatakan Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso,
Tapi gas air mata, tegas Fahri.

Namun, ributnya elit di Setgab ternyata tidak selalu selaras dengan keadaan di
Kompasiana ini. Di Kompasiana ini berlaku adigium Musuhnya musuhku adalah
kawanku. Sebenarnya, adigium ini lazim disematkan kepada Zionis Yahudi, kelompok
yang oleh PKS dituduh sebagai konspirator dibalik ditangkapnya Presiden partai
mereka, Luthfi Hasan Ishaaq (LHI) atas dugaan menerima suap atas quota impor
daging sapi yang lazim disebut korupsi daging berjenggot, yang hari ini kasusnya
diperdalam KPK dengan memanggil Ayu Ashari sebagai saksi. Tetapi apakah adigium
Musuhnya musuhku adalah kawanku adalah perilaku Zionis Yahudi, itu tidak penting
lagi. Bagi PKS Lovers, asal ada kesempatan menghajar, langsung hajar bleh saja.
Buktinya, PKS Lovers telah bergandengan tangan dan berangkulan untuk
menggebukku. Tak penting itu siapa yang harus menjadi kawan, yang penting lawan
mampus. Tak penting apakah yang saya kritisi adalah hal yang menyangkut hajat
hidup orang banyak dan mengkritisi penyelenggara negara yang penuh dengan dugaan
motif politik di balik rencana penaikan BBM secepatnya yang dituduh akan membagi
BLT sebagai politik uang menjelang pemilu tahun depan.

Tapi itulah realitasnya. Menggebuk pihak yang berseberangan dengan partai adalah
jauh lebih penting daripada memperhatikan esensi tulisannya. Tidak penting
melihat isi tulisan, tidak penting melihat apa muatan tulisan, tidak penting
melihat apa pemikiran penulis yang dituangkan dalam tulisan, asal isi tulisannya
berseberangan dengan partai, langsung hajar saja. Musuhnya musuhku adalah
kawanku, demikianlah pemikiran PKS Lovers. PKS Lovers mampu bergandengan tangan
dan peluk-pelukan untuk menyerang saya, walau elit mereka saling serang dalam
hal rancana kenaikan BBM, yang sejatinya sejalan dengan pemikiran saya. Tapi,
tak apalah. Sekalipun SBY Lovers sejatinya adalah musuh PKS Lovers, tapi karena
saya adalah musuh mereka secara bersama-sama (common enemy), mereka mampu
bersatu padu dan bergandeng tangan. Atau, jangan-jangan mereka sejatinya adalah
sahabat sejati?

You may view the latest post at
http://cerita.biz/

Best regards,
Cerita
http://cerita.biz

No comments:

Post a Comment