Cerita has posted a new item, 'tak kuasaku'
Maaf bila rasnya sesakit itu, aku benar-benar tidak tau apa yang kamu
rasakan, tapi setidaknya aku selalu berusaha mengerti tapi kenapa kau hanya diam
dan tak mau cerita. Kau tau aku ingin mengetahui itu semua dari kamu bukan dari
orang lain apakah aku harus simpatik dengan rasa sakitmu setelah kau
mengecewakan ku?
Kini lebih sakit lagi ketika aku melihatmu terbaring lemah dan tak
berdaya,selang infus dan ogsigen menempel di tubuhmu,kenapa kau diam tanpa
bicara lagi ,semua orang yang melihatmu hanya menangis tersedu,apakah kau tak
merasa bersalah atas perbuatanmu itu? kau selalu lemah, kau selalu
egois.terakhir kali aku memberimu obat kau selalu membuangnya dan merasa kau
mampu bertahan tanpa obat itu. Apalah arti diriku,kakakmu ini menjadi seorang
dokter spesalis penyakit dalam kalau adik ku sendiri tak percaya padaku. aku
menatap tubuh itu lagi serasa sedih ,kecewa dan terluk semakin mengerucut di
hatiku,sakit rasanya
meja operasi pun telah disiapkan, aku hanya berusaha sebaikku, aku tau penyakit
seperti ini sulit untuk di sembuhkan apalagi dari pasiennya sendiri tak ada
keyakinan untuk sembuh, keyakinan merupakan sugesti untuk pasien sebelum ia
beroabat penyakitnya .Sudah dua jam aku di ruangan ini bertarung dengan nyawa
adikku sendiri darah dan keringat sama-sam mengucur deras,takut akan gagal terus
mengahantuiku.penyakit yang mengerikan glioma batang otakatau kangker otak,
sejak ku tau dari dokter yang merawat adiku,tubuh ku terasa kaku sesaat seakan
tak percaya dengan keadanya, kakak macam apa aku ini?aku menyesali diriku
sendiri, setelah tau akan semuanya aku membawanya ke rumah sakit di luar kota
tempat aku bekerja yang lebih lengkap peralatanya.sejak aku menikah dan tinggal
di kota aku jarang sekali mengunjungi mereka setidaknya sebulan sekali
Detak jantung adikku semakin melemah aku terus panik, dan ddetak jantungku pun
melemah rasa takut yang hal yang tak ingin terjadi menjadi momok menakutkan
padaku tiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiittttttttttttttttttmonitor menunjukan
garis lurus,aku mencoba membangunkanya dengan memompa-mompa jantungnya namun
semuanya kini kembali padanya
dengan tertunduk aku keluar dari ruang oprasi aku tak tau harus berkata apa pada
orang tuaku yang terus menunggu cemas kabar dariku gimana adik mu masibu
mnghampiriku dengan air matayang terus berjatuhan
aku hanya diam tak bicara namun ayahku terus mendesak gimana keadaan mita ,mas
air mataku jatuh dan aku tertunduk, berlutut aku tak dapt berkata apa-apa.semua
orang yang berada di luar pun menangis seakan tau arti dari semuanya ,mereka
menyambut tubuh mita yang telah tebujur kaku
Seorang temannya menghampiriku dan memberikan sepucuk surat berwarna biru persis
seperti buku deary adiku untuk kakakku ,kak ini gita tulis sebelum gita mau di
oprasi, gita tau kakak pasti kecewa dengan semuanya, sku selalu cerita tentang
semuanya kepada kaka tapi kali ini aku minta maaf kak. aku tak ingin ini menjadi
beban kakak dan ini semuanya adalah jalaNya, jangan sedih ya kakak jadga ayah
dan ibu ,aku selalu tersenyum di sini ku peluk erat surat itu air mataku semakin
deras saja.
Aku mengusap batu nisan yang bertulisakan Mita aku tau ini semua diluar kuasa ku
walaupun aku tau penyakitnya aku takanan bisa menolong kalau ini sudah
janjiNya
You may view the latest post at
http://cerita.biz/
Best regards,
Cerita
http://cerita.biz
No comments:
Post a Comment