Cerita has posted a new item, 'Undangan ke Pesta'
Lukas 14:7, 10-11
Karena Yesus melihat bahwa tamu-tamu berusaha menduduki tempat-tempat
kehormatan, Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: Akan tetapi, apabila
engkau diundang, pergilah duduk di tempat yang paling rendah. Mungkin tuan rumah
akan datang dan berkata kepadamu: sahabat, silakan duduk di depan. Dan dengan
demikian engkau akan menerima hormat di depan mata semua tamu yang lain. Sebab,
barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan
diri, ia akan ditinggikan
Suatu hari, Yesus dan para murid-Nya mendapat undangan dari kepala daerah
setempat yang sedang memiliki hajat untuk menikahkan putri semata wayangnya
dengan seorang putra bangsawan dari tanah seberang. Ketika menerima undangan
itu, para murid terutama Petrus girang bukan main. Berbeda dengan Yesus yang
nyaris tak berkomentar apa-apa tatkala undangan itu sampai di tangan-Nya. Akan
ada perbaikan gizi rupanya. Para murid sudah bosan dengan ikan asin yang menjadi
menu hariannya. Apalagi, pada saat-saat tertentu, Yesus mengajak para murid-Nya
untuk berpuasa.
Tiga hari menjelang hari pesta nikah itu tiba, para murid sudah mulai kelihatan
sibuk mempersiapkan segalanya. Petrus mulai kebingungan dengan pakaian apa yang
akan dia kenakan esok. Petrus bingung bukan karena banyaknya koleksi pakaian
yang hendak dipilihnya, melainkan bingung karena jubahnya yang hanya berjumlah
dua helai itu sudah begitu lusuh dan penuh dengan tambalan di sana-sini.
Andreas, sang adik yang menyaksikan kegundahan hati sang kakak mulai tanggap.
Jubah baru berwarna biru tua pemberian dari neneknya, dia pinjamkan kepada
Petrus. Betapa girang hati Petrus mendapat pinjaman jubah itu meskipun ukurannya
agak terlalu kecil sih dan tidak pas dengan ukuran tubuhnya yang mulai membesar
di tempat-tempat tertentu. Berbeda lagi dengan dua saudara ini, Yakobus dan
Yohanes sibuk membungkus sekeranjang anggur yang akan dijadikan sebagai kado
untuk sang pengantin.
Hari pesta nikah yang sangat dinanti-nantikan itu akhirnya datang juga. Yesus
dan para murid memutuskan untuk berjalan kaki saja seperti yang biasa dilakukan
setiap kali berpergian. Akhirnya, setelah menempuh waktu sekitar tiga seperempat
jam, sampailah mereka di rumah sang kepala daerah. Sambutan ramah dari tuan
rumah kepada Yesus dan para murid menjadi awal yang menyenangkan. Yesus dan para
murid kemudian dipersilakan untuk masuk dan duduk di tempat terhormat di urutan
kursi paling depan. Kecuali Petrus, murid yang sok revolutif ini, bertindak
berbeda dengan Yesus dan para murid yang lain. Petrus malahan memilih tempat
duduk yang paling belakang dan terendah dalam rumah itu dengan harapan tuan
rumah akan memintanya untuk duduk di tempat yang terhormat.
Owh rupanya Petrus masih ingat dengan apa yang pernah dikatakan oleh Yesus
beberapa saat yang lalu. Saat itu Yesus pernah mengatakan, Apabila engkau
diundang, pergilah duduk di tempat yang paling rendah. Mungkin tuan rumah akan
datang dan berkata kepadamu; sahabat, silakan duduk di depan. Dan dengan
demikian engkau akan menerima hormat di depan mata semua tamu yang lain.
Petrus heran, mengapa Yesus begitu mudahnya melupakan apa yang telah
diajarkan-Nya kepada orang lain. Kali ini, keheranan Petrus mulai memuncak dan
bercampur dengan rasa kesal yang tak dapat dibendung lagi. Pasalnya, di kursi
depan, Yesus dan para murid yang lain mendapatkan pelayanan yang baik serta
makanan yang enak-enak. Sedangkan di tempat paling belakang, Petrus hanya
mendapatkan sisanya saja dan pelayanannya pun tidak sebaik bagi para tamu yang
duduk di kursi depan.
Karena merasa sudah tidak tahan dengan keadaan yang kurang mengenakkan ini,
akhirnya Petrus bangkit berdiri dan berjalan menghampiri Yesus. Di depan
Gurunya, Petrus dengan nada jengkel berkata, Guru, kenapa apa yang Engkau
katakan tempo hari tidak terbukti kebenarannya? Yesus yang sudah paham dengan
sikap Petrus ini hanya mengurai senyum dan menyerahkan kepada Petrus sebuah
undangan pesta nikah itu. Dalam undangan itu tertulis dengan jelas: VIP (Very
Important Person). Karuan saja Petrus malu bukan main dan mulai beringsut
kemudian duduk di samping Thomas.
Makanya, kalau bertindak tuh motivasinya harus jernih dan tulus!, celutuk Thomas
meledek Petrus yang wajahya sudah menjadi merah padam seperti habis dipukuli
orang.
You may view the latest post at
http://cerita.biz/
Best regards,
Cerita
http://cerita.biz
No comments:
Post a Comment